TIGARAKSA - Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Tangerang semakin
meluas. Kamis (10/1) lalu hanya satu kecamatan, namun pada Jumat (11/1)
terjadi di lima kecamatan.
Lokasi yang paling parah di Kecamatan Tigaraksa, Kresek, Cisoka, Jayanti, dan Sindang Jaya. Di beberapa lokasi, banjir merendam sejumlah rumah warga hingga setinggi dada orang dewasa, seperti Perumahan Mustika Tigaraksa.
Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana menerangkan, sedikitnya ada 600 rumah yang terkena banjir akibat air Ciranjien, anak Kali Cimanceuri, meluap. Genangan air di Perumahan Mustika Tigaraksa paling tinggi di lokasi Blok D dan Blok H yang posisinya lebih rendah dari blok lain dan berada di samping Kali Ciranjieun.
Air Ciranjieun meluap diduga karena mengalami pendangkalan dan penyempitan. “Kondisi seperti ini akan terus terjadi bila kedua kali sumber banjir itu tidak dilakukan normalisasi. Selain kapasitas tampung sungai kurang akibat pengendapan lumpur, juga ada penyempitan,” jelas Camat Tigaraksa Mas Yoyon.
Ia memastikan, bantuan berupa mi instan, air mineral, dan obat-obatan telah datang ke lokasi banjir di Kecamatan Kresek, Jayanti, Cisoka, dan Tigaraksa. “Sudah datang bantuan dari pemerintah maupun organisasi. Namun yang terpenting, kami berharap ada penanggulangan permanen dari tanggul Kali Cimanceuri, yang kembali jebol,” ujar Sukandi, warga Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek.
Sementara itu, banjir kemarin menelan satu korban jiwa bernama Rian bin Hilid (3), warga Kampung Cayur, RT 02/02, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya. Anak itu tenggelam saat mencari ibunya yang sedang mencari sampah di aliran banjir. “Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya,” terang Jamidin, tetangga korban.
Pada bagian lain, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Amran Arifin berjanji akan memanggil pengembang Mustika Tigaraksa lantaran perumahan itu setiap tahun menjadi langganan banjir. “DPRD Kabupaten Tangerang akan segera memanggil pengembang-pengembang perumahan yang proyeknya banjir. Mereka harus memberikan laporan dan cara penanggulangannya”, ujar Amran Arifin saat meninjau lokasi banjir di wilayah Tigaraksa, kemarin.
Amran menyatakan, banjir saat ini akibat curah hujan tinggi dan sungai sudah tidak bisa menampung air, ditambah pengembang perumahan tidak membuat sistem drainase yang baik. “Ya, seperti di Mustika ini. Sudah posisi lahannya rendah, gorong-gorong airnya juga gak bagus. Akibatnya air mudah tergenang dan banjir,” ungkapnya.(mg-19/yes/ags)
Nang Copast Tina : http://www.radarbanten.com/beta/berita-utama/8007-banjir-di-kabupaten-tangerang-meluas-
Lokasi yang paling parah di Kecamatan Tigaraksa, Kresek, Cisoka, Jayanti, dan Sindang Jaya. Di beberapa lokasi, banjir merendam sejumlah rumah warga hingga setinggi dada orang dewasa, seperti Perumahan Mustika Tigaraksa.
Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana menerangkan, sedikitnya ada 600 rumah yang terkena banjir akibat air Ciranjien, anak Kali Cimanceuri, meluap. Genangan air di Perumahan Mustika Tigaraksa paling tinggi di lokasi Blok D dan Blok H yang posisinya lebih rendah dari blok lain dan berada di samping Kali Ciranjieun.
Air Ciranjieun meluap diduga karena mengalami pendangkalan dan penyempitan. “Kondisi seperti ini akan terus terjadi bila kedua kali sumber banjir itu tidak dilakukan normalisasi. Selain kapasitas tampung sungai kurang akibat pengendapan lumpur, juga ada penyempitan,” jelas Camat Tigaraksa Mas Yoyon.
Ia memastikan, bantuan berupa mi instan, air mineral, dan obat-obatan telah datang ke lokasi banjir di Kecamatan Kresek, Jayanti, Cisoka, dan Tigaraksa. “Sudah datang bantuan dari pemerintah maupun organisasi. Namun yang terpenting, kami berharap ada penanggulangan permanen dari tanggul Kali Cimanceuri, yang kembali jebol,” ujar Sukandi, warga Desa Pasir Ampo, Kecamatan Kresek.
Sementara itu, banjir kemarin menelan satu korban jiwa bernama Rian bin Hilid (3), warga Kampung Cayur, RT 02/02, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya. Anak itu tenggelam saat mencari ibunya yang sedang mencari sampah di aliran banjir. “Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya,” terang Jamidin, tetangga korban.
Pada bagian lain, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Amran Arifin berjanji akan memanggil pengembang Mustika Tigaraksa lantaran perumahan itu setiap tahun menjadi langganan banjir. “DPRD Kabupaten Tangerang akan segera memanggil pengembang-pengembang perumahan yang proyeknya banjir. Mereka harus memberikan laporan dan cara penanggulangannya”, ujar Amran Arifin saat meninjau lokasi banjir di wilayah Tigaraksa, kemarin.
Amran menyatakan, banjir saat ini akibat curah hujan tinggi dan sungai sudah tidak bisa menampung air, ditambah pengembang perumahan tidak membuat sistem drainase yang baik. “Ya, seperti di Mustika ini. Sudah posisi lahannya rendah, gorong-gorong airnya juga gak bagus. Akibatnya air mudah tergenang dan banjir,” ungkapnya.(mg-19/yes/ags)
Nang Copast Tina : http://www.radarbanten.com/beta/berita-utama/8007-banjir-di-kabupaten-tangerang-meluas-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar