Seribuan Massa Demo di Depan Pendopo Tuntut Pencabutan Izin Penambangan Pasir, Bupati Serang ke Singapura

Serang, FESBUK BANTEN News (2/1) – Sekitar seribuan massa dari dari warga, nelayan Lontar, Front Aksi Mahasiswa (FAM) Banten, HAMAS, FKPN,GMNI, WALHI, KIARA, AGRA, dll, yang tergabung  Aliansi Rakyat Gugat Penambangan Pasir Laut (Argapalut) berunjukrasa di halaman kantor Pemkab Serang. Mereka mendesak agar Bupati Serang Taufik Nuriman mencabut Surat  Keputusan (SK) izin penambangan pasir di perairan laut Lontar, Tirtayasa, Kabupaten Serang. Namun , dalam aksi tersebut pengunjukrasa batal menemui bupati, lantaran sedang menjenguk istrinya  ke Singapura, yang sedang sakit.

Massa yang tiba di halaman pendopo sekitar pukul 11.00 WIB tersebut, sebelumnya melakukan longmarch dari arah terminal Pakupatan. Mereka datang dengan berjalan kaki, disertai satu buah mobil pengangkut soundsytem dan sebuah perahu .


Begitu  tiba di lokasi aksi, satu persatu perwakilan dari warga, mahasiswa dan nelayan melakukan orasi. Yang rata-rata mendesak bupati Serang mencabut izin penambangan pasir di perairan laut Lontar.

"Kami bersumpah tidak akan pulang sebelum Bupati Serang, Taufik Nuriman mencabut seluruh SK penambangan pasir di perairan Lontar. Merdeka....hidup rakyat," teriak salah satu orator yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Serang (HAMAS).

Selain menuntut pencabutan SK, massa Argapalut juga menuntut segera mempidakan perusahaan penambangan pasir yang terbukti merusak lingkungan, tarik aparat kepolisian yang membekingi karena akan menimbulkan konflik baru dan terjadinya kekerasan terhadap nelayan, usut tuntas kasus kekerasan terhadap nelayan Lontar hingga ke pengadilan.

"Kami juga menuntut Mendagri segera membatalkan kebijakan Pemkab Serang yang masih memasukan klausul hak pengusaha penambang pasir yang telah dibatalkan Mahkamah Konstitusi," ujarnya lagi.

. Warga sempat memaksa masuk namun tidak berhasil karena kuatnya penjagaan. Sempat terjadi ketegangan dan dorong-dorongan karena pendemo kesal tidak bisa masuk. Bahkan tak jarang ada beberapa pengunjukrasa melemparkan gelas dan botol bekas air  mineral.

Para pengunjukrasa mulanya mendapat tawaran dari pihak Pemkab untuk melakukan audiensi dan mengirimkan 10 utusan ke gedung Pemkab. Namun pengunjukrasa menolak, lantaran ingin bupati yang  langsung menghadapi mereka.

Sekitar selang satu jam mereka melakukan orasi, akhirnya Sekda Pemkab Serang Lalu Antarussalam, memberanikan diri menghadapi para pengunjukrasa. Dan menjelaskan perihal ketidakadaan bupati Serang dan wakilnya.

“ Dulur-dulur sedanten, pak bupatine lagi linggar ning Singapura, ngedengok rayate sing dirawat ning rumah sakit. Wakil bupatine, bu Tatu, lagi wenten urusan ning Jakarta. (Saudara-saudara, pak bupati sedang  pergi ke Singapura, menjenguk istrinya yang sedang sakit. Sementara wakil bupati,bu Tatu, lagipergi ke Jakarta, red),” kata Lalu.

Sekda juga mengatakan, bahwa pihaknya sudah menerima beberapa tuntutan yang diajukan pengunjukrasa. Namun saat ini belum bisa dibahas apalagi dikabulkan. Sebab harus ada semua pihak untuk membahas tuntutan tersebut. “ Pokoknya nanti tanggal sembilan kita ketemu lagi dan semua pihak berkumpul untukmembahas hal ini, “ kata Lalu.

Usai mendengarkan pemaparan Sekda, akhirnya pengunjukrasa meninggalkan halaman pendopo, lalu berkumpul menuju Alun-alun, untuk mempersiapkan pulang ke tempatnya masing-masing. (LLJ)





Nang Copast Tina  : http://www.facebook.com/notes/fesbuk-banten-news/seribuan-massa-demo-di-depan-pendopo-tuntut-pencabutan-izin-penambangan-pasir-bu/10151158410086717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar