Hindari Banjir Susulan Warga Mengungsi

PANDEGLANG-Banjir masih melanda beberapa kawasan di Banten dengan ketinggian variatif, Minggu (6/1). Warga yang menjadi korban banjir mulai mengungsi. Mereka juga mengaku waswas banjir susulan yang lebih besar lagi.
Di Kabupaten Pandeglang, banjir merendam Kecamatan Pagelaran, Patia, Sukaresmi, Saketi, Picung, Sobang, dan Kecamatan Panimbang. Aktivitas ribuan warga terganggu lantaran akses jalan terhalang air dengan ketinggian 1 meter sampai 1,5 meter.
Jalan yang terputus adalah jalan Pagelaran-Patia dan jalan Cibungur-Kubangkampil, Kecamatan Sukaresmi. Ketinggian air mencapai satu meter sehingga jalan tidak dapat dilalui. Selain rumah yang terendam akibat meluapnya air sungai Cilemer juga merendam ratusan hektare sawah dan sekolah dasar (SD).
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang Lilis Sulistiati mengatakan, banjir terparah terjadi di Kecamatan Patia, Pagelaran, dan  Kecamatan Sukaresmi.

Lilis mengatakan, rumah yang terendam sebanyak 4.500 rumah. “Kami masih melakukan pendataan korban lantaran di beberapa lokasi air masih naik,” katanya seraya mengatakan data sementara areal pertanian yang tergenang ada 3.000 hektare.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang Ade Mulyana memastikan  tidak ada korban jiwa. “Semua korban banjir berhasil dievakuasi,” katanya.
Asda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kabupaten Pandeglang Utuy Setiadi mengatakan, Pemkab telah menyatakan siaga banjir. “Kami sudah mempersiapkan ribuan ton beras dan mie instansi untuk korban banjir,” ungkapnya
Di Kabupaten Lebak, BPBD Kabupaten Lebak menetapkan Lebak siaga satu bencana banjir. Banjir ini disebabkan curah hujan tinggi dan meluapnya sungai  Ciberang, Ciujung dan Ciliman. “Saat ini Lebak siaga satu. Beberapa rumah di Kecamatan Banjarsari, Rangkasbitung dan Kalanganyar sudah terendam banjir,” ujar Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Lebak Kaprawi saat ditemui Radar Banten di posko bencana di Kampung Jembatan Keong, Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Minggu (6/1).
Dia mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana banjir untuk meningkatkan kewaspadaan khsususnya bila hujan turun pada malam hari.
Sementara itu warga Kampung Aweh Babakan, Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, yang kebanjiran mulai mengungsi ke tempat yang aman. Ketua RW 02 Kampung Aweh Babakan, Masduki  mengatakan, Kampung Aweh Babakan merupakan daerah rawan banjir.
Di Kecamatan Wanassalam, banjir merendam Desa Cipedang. Ada  40 rumah di Kampung Sukamaju, Lio, Sindang Bakti, dan Pasir Kole, Desa Cipedang  terendam akibat meluapanya sungai Cibinuangeun dengan ketinggian air satu meter hingga dua meter.
Pantauan wartawan, sekira pukul 17.00 WIB, di Kampung Cipedang, warga sudah mulai mengeluarkan peralatan rumah tangga seperti kursi, alat elektronik dan tempat tidur.
Salah seorang warga  Darinah mengatakan, air sudah memasuki sebagian rumah warga kemarin pagi. “Kami mengangkut perabotan rumah untuk diungsikan,” katanya.
Kata dia, setiap tahun Kampung Sukamaju, Desa Cipedang menjadi langganan banjir. Kata dia, banjir yang terparah terjadi pada 1982 dengan ketinggian air mencapai lima meter lebih. “Saya berharap air segera surut agar aktivitas warga tidak tergangu,” ujarnya.
Darinah menambahkan, warga khawatir banjir susulan akan menerjang rumah warga pada malam hari. Untuk mengantisipasi terjadinya air datang pada malam, warga terus mengungsi ke tempat yang lebih aman. (zis-day-mg09-mg20/alt)




Nang Copast Tina  : http://www.radarbanten.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar