Tol Tangerang-Merak Normal

SERANG – Banjir  yang merendam Tol Tangerang-Merak  di KM 57-59, Desa Undar-andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, sejak Kamis (10/1) setinggi 1,5 meter, perlahan-lahan mulai surat.
PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku pengelola Tol Jakarta-Merak, yang menutup arus lalu lintas tol dari dua arah antara pintu Tol Balaraja - Ciujung  pada Rabu (9/1) pukul 23.43 WIB saat air meluap, pada Jumat (11/1) pukul 02.00 WIB membuka jalur Ciujung-Balaraja dari arah Merak menuju Jakarta setelah ketinggian air sekira 50 sentimeter. Sementara jalur dari Jakarta menuju Merak baru dibuka sekira pukul 17.00 WIB. Arus lalu lintas di ruas tol ini perlahan-lahan berlangsung normal. Meski demikian, pengemudi mesti waspada.
Kebijakan mendahulukan truk dan mobil besar karena arus banjir masih belum bisa dilintasi mobil jenis sedan. Banjir luapan Sungai Ciujung memang masih deras, bahkan sempat ada satu mobil jenis double cabin yang terseret arus hingga menabrak pembatas tol dan terperosok ke drainase. 

Supervisor PT MMS Bedah Bimantoko mengatakan, menyeleksi kendaraan yang diperbolehkan melintas di KM 57-59 karena luapan Sungai Ciujung masih sekira 40 hingga 50 sentimeter. Kata dia, belajar dari tahun lalu, banyak kendaraan yang terjebak di arus air karena memaksakan melintas di tol yang masih tergenang. “Kendaraan harus berjalan perlahan agar tidak terseret arus air,” kata Bedah kepada wartawan.
Kebijakan PT MMS tidak membuat lalu lintas kendaraan lancar. Pantauan sekira pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, kemacetan terjadi sejak di pintu Tol Ciujung. Kendaraan banyak yang tidak sabar melintas. Kemacetan juga terjadi di jalur arteri atau luar tol pada ruas Kragilan-Kibin-Cikande, Kabupaten Serang.
Menurut informasi, kemacetan saat jalur tol dibuka terletak di pintu Tol Cikupa dan pintu Tol Balaraja Timur yang diberlakukan sistem buka tutup. Antrean kendaraan mengular juga di pintu Tol Balaraja Barat. Selanjutnya di KM 38 atau sekira satu kilometer dari tol Balaraja Barat. Titik parah kemacetan terjadi di KM 47 hingga KM 59. Hal ini karena ratusan kendaraan yang didominasi truk terlihat mandek dan mengantre hingga puluhan kilometer.
Arus lalu lintas yang macet ini, kemudian dimanfaatkan sejumlah pengungsi di KM 57, Desa Undar-andir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, untuk meminta-minta bantuan uang. Ten­da darurat memang masih terpasang di bahu tol. Mereka yang meminta uang sumbangan mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu.
Supervisor PT Marga Mandala Sakti (MMS) Muchlas saat menemani rombongan Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah di KM 59, Kamis (10/1), mengatakan,  pintu Tol Serang Timur, Ciujung, hingga Balaraja sudah ditutup sejak Rabu (9/1), pukul 23.43 WIB saat air meluap. Kendaraan dialihkan ke jalur arteri atau luar tol. Ia belum bisa memastikan kapan banjir akan surut apalagi jalan kotor karena dipenuhi tum­pukan eceng gondok setinggi setengah meter.
Dampak lain dari banjir, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Serang Mustofa, sekira belasan perusahaan teren­dam air luapan Sungai Ciujung setinggi se­tengah meter. “Ribuan buruh terpaksa di­liburkan,” ujarnya, kemarin.
Meski demikian, Mustofa enggan memperkirakan nilai kerugiannya. “Jangankan kerugian, saya juga belum mendapatkan data nama perusahaan apa saja yang terendam banjir. Tetapi sekira belasan perusahaan,” ujarnya.(run/yes/ags





Nang Copast Tina  : http://www.radarbanten.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar